Kolaborasi Wantiknas-Telkom Corporate University: Expert Insight Menyiapkan SDM untuk Transformasi Digital

Jakarta – Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) bekerja sama dengan Telkom Corporate Unviersity gelar Expert Insigth Series #9 dengan tema “Menyiapkan Sumber Daya Manusia untuk Transformasi Digital, Jumat (3/07) secara virtual. Dalam diskusi tersebut hadir tim pelaksana wantiknas yang menjadi expert untuk berbicara terkait sumber daya manusia untuk transformasi digital, di antaranya Garuda Sugardo, Zainal A. Hasibuan, dan Ashwin Sasongko.

Anggota Tim Pelaksana Wantiknas, Garuda Sugardo mengatakan bahwa perkembangan TIK yang mengarah kepada terjadinya transformasi digital suatu bangsa harus diarahkan kepada pencapaian tujuan berbangsa dan negara.

“Jadi kalau kita berbicara transformasi digital maka untuk bangsa dan negara, oleh karena itu wantiknas tupoksinya baru yang merupakan dewan transformasi digital,” kata Garuda penuh semangat. 

Ia juga menjelaskan bahwa digital hanyalah sebuah alat saja, namun tetap tujuan akhirnya ada sebuah transformasi. Garuda juga mengajak masyarakat untuk berubah menjadi insan digital.

“Jangan lupa, digital is only a tool jadi hanya alat saja, goalnya adalah transformasi. Tahapan pertama mengenai digital yang sudah dimulai dengan SPBE, kemudian kita penerapan digital yaitu konektivitas dengan broadband plan dan di atasnya konektivitas ada pemahaman kultur. Kita harus mengembangkan kultur digital,” tuturnya.

Di sisi lain, Anggota Tim Pelaksana Wantiknas, Zainal A. Hasibuan menyampaikan kesiapan sumber daya manusia di era digital. Menurutnya, era 4.0 sudah banyak dibicarakan namun aksinya masih minim, apalagi saat ini berhadapan dengan Covid-19. “Kita tidak bisa menampik generasi berikutnya, pencari kerja bertambah terus sementara lapangan pekerjaan bukan bertambah malah berkurang. Kita memasuki era 4.0 sebagaimana kita ketahui sudah banyak kita bicarakan tapi aksinya belum terasa. Datangnya Covid-19 kita dipaksa beralih ke digital,” jelas pria yang akrab disapa Prof. Ucok itu. 

Prof. Ucok juga mendorong agar segera dilakukan transformasi digital di sektor pendidikan berkaitan dengan kebijakan online learning dipertegas, kultur dan digital mindset dibanding dengan keteladanan, adanya insentif jangka panjang kepada institusi pendidikan seperti server service (cloud services), bandwidth, dan beri insentif pada recognition ke pembuat konten digital. 

Tak hanya pada persoalan di atas, Prof Ucok mengungkapkan bahwa konten positif di Indonesia sangat minim. “konten bervariasi sangat minim. Mudah-mudahan dengan transformasi digital kita utamakan konten. Bukan hanya konten pembelajaran game ke luar negeri, membeli konten luar negeri bekerja sama dengan dengan pendidikan online kita. Seharusnya kita gunakan momentum ini untuk memperkuat kelemahan kita,” ungkapnya.

Menyusul keduanya, Anggota Tim Pelaksana Wantiknas, Ashwin Sasongko memaparkan terkait physical space ke cyber space. Dirinya menjelaskan bahwa transformasi dari physical space ke cyber space sudah hampir pada semua lini. “Transformasi dari physical space ke cyber spaca sudah masuk pada semua kegiatan, mencakup nilai kurlut, regulasi, aktivitas termasuk pembayaran, pengarsipan. Sebagai contoh transformasinya yang dulunya commerce saat ini menjadi e-commerce, seperti sekarang kita meeting menjadi e-meeting, bahkan money menjadi e-money,” jelas Ashwin. 

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas