Deretan Perusahan Kripto yang Bermasalah, Terbaru Voyager Digital

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto telah diguncang berbagai sentimen sepanjang awal 2022 yang membuat harga aset digital semakin merosot. Penurunan ini tak hanya berdampak kerugian bagi para investor ritel tetapi pada investor institusional dan perusahaan kripto. 

Sejauh ini ada beberapa perusahaan kripto yang telah mengumumkan berbagai masalah dampak penurunan kripto. Dampak paling parah akibat penurunan ini adalah kebangkrutan. 
Berkut rangkuman beberapa perusahaan kripto yang saat ini bermasalah akibat penurunan harga di pasar kripto ditulis Senin, (4/7/2022):

Celsius Network
Platform pinjaman cryptocurrency, Celsius mengungkapkan pada Senin (13/6/2022), pihaknya menghentikan semua penarikan. Celsius adalah salah satu pemain terbesar di ruang pinjaman kripto yang baru lahir, dengan lebih dari USD 8 miliar atau sekitar Rp 117,5 triliun dipinjamkan kepada klien dan hampir USD 12 miliar aset yang dikelola pada Mei. 

“Karena kondisi pasar yang ekstrem, hari ini kami mengumumkan Celsius menghentikan semua penarikan, Swap, dan transfer antar akun,” kata perusahaan itu dalam memo kepada klien, dikutip dari CNBC, Senin, 4 Juli 2022.

Langkah ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang solvabilitas Celsius. Perusahaan telah melihat nilai asetnya berkurang lebih dari setengahnya sejak Oktober, ketika menangani dana klien senilai USD 26 miliar. Token kripto Celsius, yaitu CEL juga telah kehilangan 97 persen nilainya dalam jangka waktu yang sama. 

CoinFLex
Pertukaran cryptocurrency CoinFlex menghentikan penarikan pelanggan bulan lalu, dengan alasan “kondisi pasar ekstrem” dan akun pelanggan yang masuk ke ekuitas negatif. 

CoinFlex mengklaim salah satu pengguna, yang dituduhkan sebagai investor kripto profil tinggi Roger Ver, berutang USD 47 juta kepada perusahaan. Ver, yang memiliki julukan “Bitcoin Jesus” karena pandangan tentang industri ini di masa-masa awalnya, menyangkal ia berutang uang kepada CoinFlex.

CoinFlex mengeluarkan token baru yang disebut Recovery Value USD, atau rvUSD, untuk mengumpulkan USD 47 juta sehingga dapat melanjutkan penarikan, dan menawarkan tingkat bunga 20 persen bagi investor yang ingin membeli dan menahan koin digital.

Three Arrows Capital (3AC)
Perusahaan dana lindung nilai cryptocurrency Three Arrows Capital Ltd sedang menjajaki berbagai opsi atas dampak penurunan pasar kripto saat ini. Berbagai opsi, termasuk penjualan aset dan bailout oleh perusahaan lain. 

Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (22/6/2022), Three Arrows Capital gagal memenuhi panggilan margin akhir pekan lalu. Hedge fund berusia 10 tahun, yang didirikan oleh Su Zhu dan Kyle Davies, telah mempekerjakan penasihat hukum dan keuangan untuk membantu mencari solusi bagi investor dan pemberi pinjaman.

Kemudian 3AC gagal membayar pinjaman senilai lebih dari USD 660 juta dari Voyager Digital. Akibatnya, Three Arrows Capital jatuh ke tahap likuidasi perusahaan. Baru-baru ini beredar informasi, perusahaan ini telah mengajukan kebangkrutan. 

Dilansir dari CNBC, Senin, 4 Juli 2022, perusahaan non AS menggunakan Bab 15 untuk memblokir kreditur yang ingin mengajukan tuntutan hukum atau mengikat aset di Amerika Serikat. 

Voyager Digital
Pemberi pinjaman kripto, Voyager Digital mengumumkan pada Jumat (1/7/2022), pihaknya telah menangguhkan penarikan, perdagangan, dan penyetoran ke platformnya sementara. Perusahaan juga mengatakan sedang menjajaki alternatif strategis untuk mempertahankan nilai platformnya.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin, 4 Juli 2022, langkah tersebut dilakukan beberapa hari setelah perusahaan mengeluarkan pemberitahuan kepada perusahaan dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC) atas kegagalan perusahaan tersebut untuk melakukan pembayaran yang diperlukan atas pinjaman.

Voyager mengatakan telah meminjamkan USD 350 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun dan 15.250 bitcoin ke 3AC dan saat ini menurut seorang informas 3AC telah memasuki fase likuidasi.

Dalam sebuah pernyataan, Kepala Eksekutif Voyager, Stephen Ehrlich mengatakan langkah itu memberi perusahaan waktu tambahan untuk terus mengeksplorasi alternatif strategis dengan berbagai pihak yang berkepentingan sambil mempertahankan nilai platform.

Sebelumnya, sejak awal tahun, pasar cryptocurrency telah kehilangan nilai lebih dari USD 1 triliun atau sekitar Rp 14.953 triliun dari kapitalisasi pasarnya karena banyaknya tekanan menimpa aset digital itu. Akibatnya krisis melanda seluruh sektor aset digital dalam skala global.

Sebagai konsekuensi langsung dari ini, pemegang mata uang digital unggulan, Bitcoin (BTC) telah terkena dampak keras dari kehancuran pasar, sebagaimana dibuktikan oleh fakta jumlah jutawan BTC menurun secara signifikan hampir 70 persen pada paruh pertama 2022.

Dilansir dari Finbold, Senin (4/7/2022) menunjukkan pada 29 Juni 2022, jumlah jutawan Bitcoin mencapai 30.626. Secara khusus, alamat dengan saldo BTC lebih dari USD 1 juta adalah 26.284, menurut statistik BitInfoCharts.com. Sementara itu, ada 4.342 alamat dompet yang memiliki saldo gabungan sekitar USD 10 juta atau lebih. 

Ketika menggunakan alat arsip web Wayback Machine, pada 5 Januari 2022, 99.092 alamat BTC dengan Bitcoin senilai lebih dari USD 1 juta dilaporkan, turun 69,09 persen sejak awal tahun.

 

Sumber: https://www.liputan6.com/crypto/read/5005091/deretan-perusahan-kripto-yang-bermasalah-terbaru-voyager-digital
 

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas