Deretan Kendala yang Akan Dihadapi Operator RI Bangun 5G

Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi menyatakan pemerintah Joko Widodo harus memfasilitasi operator dalam mengadopsi jaringan 5G. Dia mengatakan 5G tidak akan maksimal dan memberi manfaat jika hal itu tidak dilakukan.
"Pemerintah seharusnya memfasilitasi operator dalam adopsi teknologi baru," ujar Heru kepada CNNIndonesia.com, Selasa (6/4).

Heru menuturkan pemerintah juga harus tegas dalam memutuskan frekuensi mana yang akan dipakai dengan melihat perkembangan di negara lain atau seluruh dunia. Dia meminta pemerintah tidak berpikir bisa berbeda dengan negara lain karena bisa memakan biaya tinggi dan terancam gagal.

Dalam konteks pembiayaan, Heru melihat model bisnis operator dengan vendor saat ini lebih pada membayar layanan atau manage service. Sehingga, operator hanya memakai saja.

"Sementara urusan teknis diserahkan pada vendor," ujarnya.

Dia pun sepakat harus ada pemikiran penggunaan jaringan dan frekuensi bersama agar menjadi lebih murah adopsinya. Dengan kehadiran UU Cipta Kerja dan PP No.46/2021 sebagai turunannya, dia berharap akan mempermudah penerapan5G.

Heru memandang tahun 2021 adalah momentum emas5Ghadir di Indonesia. Adanya pandemi Covid-19 sebenarnya mendorong orang melakukan berbagai kegiatan berbasis digital dan membutuh internet berkecepatan tinggi.

Selain itu, Presiden Joko Widodo tegas menyatakan harus ada percepatan transformasi digital, salah satunya adalah bicara infrastruktur internet. Namun, ekosistem harus dipersiapkan agar 5G maksimal dan memberi manfaat bagi semua masyarakat dan menjadi pendorong ekonomi digital Indonesia.

"Selain itu, kebijakan juga harus dipastikan terutama soal frekuensi mana akan dipakai dan standarisasinya. 5G sudah sejak 3 tahun ada, jadi semoga kita tidak tertinggal lagi," ujar Heru.

Anggota Tim Pelaksana Wantiknas Garuda Sugardo menyatakan perlunya komitmen dan pemahaman bahwa5Gadalah bagian dari kesuksesan penerapan transformasi digital. 5G, kata dia tidak diperuntukkan layaknya layanan yang bersifat retail.

Dengan ceruk yang spesifik dan dengan layanan Artificial Intelligent, Autonomous Car, Augmented Reality, Robotic, Controle dan layanan maju lainnya,5Gakan memproduksi ARPU yang tinggi. Secara bertahap ceruk pasarnya akan meluas.

"Operator 5G dituntut memiliki kemampuan merancang model bisnis dan merangsang pasar, agar return on investment-nya memenuhi kaidah bisnis," ujar Garuda.

Garuda menambahkan5Gadalah tantangan para operator di Indonesia. Idealnya, Indonesia hanya memerlukan 3 operator saja. Iklim yang membaik adalah kecenderungan konsolidasi di antara para operator akan menjadikan industri seluler di Indonesia lebih kompetitif dan pada gilirannya akan terjadi efisiensi nasional di industri itu.

"Presiden Jokowi telah mencanangkan agar produk dalam negeri diprioritaskan. Sistem5Gmembuka peluang dengan penerapan Open RAN sehingga TKDN bisa mendapatkan porsi yang lebih besar," ujarnya.

Lebih dari itu dia berharap BUMN seperti PT INTI diberikan kesempatan berkiprah kembali sebagai leading telecommunications industry di bidang telekomunikasi, seperti halnya industri strategis PT Dirgantara Indonesia dan Pindad yang semuanya berlokasi di Bandung.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210407150049-213-627055/deretan-kendala-yang-akan-dihadapi-operator-ri-bangun-5g

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas