Arah Pengembangan Ekosistem Startup dan Strategi Pemenuhan Talenta Digital untuk Mendukung Percepatan Transformasi Digital di Indonesia

Jakarta – Dalam rangka percepatan transformasi digital yang merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo pada rapat terbatas 3 Agsutus 2020 yang lalu, Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) menggelar Diskusi TIK-Talk#22: Arah Pengembangan Ekosistem Startup dan Strategi Pemenuhan Talenta Digital untuk Mendukung Percepatan Transformasi Digital di Indonesia, pada Selasa, (18/08) secara virtual. 

Ketua Tim Pelaksana Wantiknas, Ilham A. Habibie menjelaskan, diskusi ini merupakan tindak lanjut dari lima langkah untuk mempercepat transformasi digital khususnya pada poin kedua, yaitu persiapkan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, baik di sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri maupun penyiaran. Poin keempat, siapkan kebutuhan SDM talenta digital dan poin kelima yaitu berkaitan dengan regulasi, skema pendanaan dan pembiayaan. 

“Ketiga poin tersebut semua terkait dengan diskusi pada pagi ini yaitu ekosistem startup. Mulai dari roadmap, SDM talenta, regulasi dan skema pembiayaan ini ada kaitannya. Semua sektor harus diintegrasikan dalam transformasi digital,” katanya saat membuka acara diskusi.

Menurutnya, ekosistem startup di Indonesia sudah sangat bagus hal tersebut terlihat dari laporan Startup Genome The Global Startup Ecosystem Report 2020, Jakarta menempati posisi kedua sebagai ekosistem startup terbaik di dunia. Meskipun memiliki empat kriteria yang nilainya cukup tinggi, namun Indonesia masih memiliki tantangan yang perlu dihadapi yaitu talenta. Ia menyarankan agar adanya kolaborasi dari stakeholder untuk meningkatkan jumlah talenta digital yang diperlukan. 

Dalam kesempatan yang sama, hadir sebagai pembicara Anggota Tim Pelaksana Wantiknas yang juga Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Hari Sungkari mengungkapkan bahwa tantangan lain yang dihadapi oleh perusahana rintisan adalah bagaimana bertahan dan tumbuh dengan keterampilan yang ada. “Membuat startup itu gampang pada saat kita isinya baru 100rb orang gampang tapi begitu sudah masuk 10rb sampai 1 juta itu akan kewalahan, banyak programmer kita tidak mampu. Di sinilah kita membutuhkan talenta untuk digital startup.” ungkapnya.

“Penting berkolaborasi bukan hanya talenta tetapi juga mentor yang berpengalaman karena perlu didampingi. Lalu bagaimana kebijakan pemerintah turut menentukan di masa krisis ini agar kembali kondusif,” tuturnya.

Di sisi lain, Anggota Tim Pelakana Wantiknas, Garuda Sugardo meyakini bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, perusahaan rintisan di Indonesia tetap optimis menghadapi tantangan yang ada meski di ambang resesi. “Startup kita sudah maju bahkan bagus nomor dua di dunia. Hanya bagaimana startup harus hidup dengan tetap adaptif dan fokus,” ungkapnya penuh optimis.

Sementara itu, hadir pula pembicara lainnya yaitu Ketua Bandung Startup Community, Grahadea Kusuf menjelaskan bagaimana Bandung Startup Community mewadahi berbagai startup dapat saling mengenal dan berbagi pengetahuan agar startup tumbuh dan berkembang, dan Wakil Rektor Bidang SDM dan Aset Universitas Indonesia, Muhammad Luthfi Zuhdi terkait inovasi dari perguruan tinggi untuk mendorong SDM yang berkompeten dan memiliki keterampilan terkait startup.
 

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas