Langkah Aman dalam Penggunaan Aplikasi Konferensi Virtual

Sejak pandemi COVID-19 merebak secara masif di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia, Pemerintah mengimbau dan mengajak masyarakat untuk melakukan aktivitas di rumah. Aktivitas tersebut mencakup belajar, beribadah dan bekerja dari rumah atau sering kita sebut work from home (WFH). Kini, setelah satu bulan wabah COVID-19 melanda Indonesia, hampir semua aktivitas masyarakat terhubung secara daring. Konferensi video dan rapat virtual  menjadi pilihan dominan sebagai solusi beraktivitas dari rumah.  

Seiring dengan meningkatnya frekuensi komunikasi secara daring, tentu potensi kerentanan keamanan data yang kita bagikan melalui platform komunikasi tersebut ikut meningkat. Salah satu contoh hal yang menjadi kekhawatiran adalah apabila aplikasi konferensi virtual membagikan tautan pada ruang konferensi Anda tanpa membutuhkan kata sandi sehingga memungkinkan pelaku kejahatan siber dapat mengakses sesi konferensi video Anda. Selain itu, ancaman siber juga bisa memanfaatkan situasi tersebut dengan memberikan konten negatif pada saat Anda melakukan konferensi virtual. 

Untuk menghindari pengalaman tersebut, Anda dapat menyimak langkah-langkah untuk mengoptimalkan keamanan dalam menggunakan aplikasi konferensi virtual sebagai berikut: 

1. Hanya pengguna terdaftar yang dapat bergabung
Pada beberapa aplikasi konferensi video, pengguna yang tidak terdaftar atau tidak memiliki akun pada aplikasi tersebut tetap dapat bergabung pada sesi konferensi video yang Anda selenggarakan, sehingga Anda tidak dapat mengetahui identitas si pengguna. Dengan demikian, penyelenggara disarankan agar menerapkan fitur yang hanya mengizinkan pengguna terdaftar untuk bergabung sehingga dapat mengenali pengguna yang bergabung dalam sesi tersebut.

2. Kunci akses konferensi video
Apabila pada aplikasi yang Anda gunakan terdapat fitur untuk mengunci akses sesi konferensi, maka disarankan agar Anda menggunakannya. Fitur ini akan mengunci akses bagi peserta yang bergabung saat sesi konferensi video sudah dimulai atau sedang berlangsung.

3. Aktifkan fitur “ruang tunggu”
Fitur “ruang tunggu” memang tidak terdapat pada semua platform atau aplikasi komunikasi virtual. Tetapi jika Anda memakai aplikasi yang memiliki fitur tersebut, Anda dapat mengaktikannya. Sebelum memulai penyelenggara konferensi video, seluruh pengguna harus menunggu sampai konferensi video dimulai dan penyelenggara mengijinkan mereka untuk bergabung. Dalam menggunakan fitur ini, penyelenggara dapat mengawasi pengguna yang mengikuti konferensi video tersebut, Apabila terdapat pengguna yang tidak dikenal, penyelenggara dapat mengeluarkan pengguna tersebut.  

4. Aktifkan video seperlunya
Anda tidak dapat mengetahui apa saja yang akan direkam oleh berbagai pelaku kejahatan siber. Menghindari hal tersebut, Anda dapat mengaktifkan video seperlunya saja atau lebih baik tidak mengaktifkan video sama sekali pada sesi konferensi video.

5. Tidak membagikan tautan konferensi video ke di media sosial
Saat anda akan menyelenggarakan konferensi video, Anda mungkin ingin membagikan tautan sesi konferensi video tersebut kepada rekan kerja untuk ikut bergabung. Namun, sangat disarankan agar Anda tidak membagikan tautan di media sosial dimana memungkinkan semua orang untuk melihatnya. Anda dapat membagikan tautan melalui media komunikasi yang lebih tertutup.

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas