Standar Nasional Indonesia (SNI) Tools Kebijakan Pemerintah dalam Mewujudkan Tata Kelola TIK yang Baik

Jakarta - Pandemi Covid-19 mengakselerasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berkembang dengan pesat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari para pelaku Academy-Business-Government-Community (ABGC). Namun dalam implementasinya perlu sebuah alat yang mengatur tata kelola TIK yang baik. Terlebih dalam instansi pemerintahan, TIK memiliki peran yang cukup strategis di era digital saat ini. Oleh karena itu Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) gelar Diskusi TIK-Talk#24: Standar Nasional Indonesia (SNI) Sebagai Tools Kebijakan Pemerintah dalam Mewujudkan Tata Kelola TIK yang Baik, Jumat (30/04) secara virtual.

Dalam pembukaannya Ketua Tim Pelaksana Wantiknas, Ilham Akbar Habibie memaparkan ada tiga peran utama TIK yang harus diperhatikan dalam sektor pemerintahan, yaitu memperbaiki efisiensi kerja, meningkatkan layanan serta keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis, dan meningkatkan keefektifan manajemen.

Dikatakan Ilham bahwa Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi sebuah tools/alat untuk membuat kebijakan pasca dicabutnya Permen Kominfo 41/2007 dalam rangka simplifikasi regulasi dengan penerbitan Permen Kominfo 18/2018 tentang pencabutan tiga puluh tiga Permen Kemkominfo. “Dengan adanya pencabutan Permen Tata Kelola ini, memang SNI perlu kita sinergikan agar tata kelola TIK memiliki panduan dan kedepannya lebih terpadu. Dalam kaitannya TIK, SNI memiliki salah satu yang sangat konkrit bagaimana menciptakan kebijakan-kebijakan di masa mendatang,” katanya.

Lebih lanjut, Ilham juga menyatakan penerapan SNI dan tata kelola TIK yang baik dalam sebuah organisasi seperti dalam pelaksanaan SPBE akan sangat berpengaruh untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia. 

Di sisi lain, Asisten Deputi Perumusan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Sistem Administrasi Pemerintahan dan Penerapan SPBE, KemenPAN/RB, Cahyono Tri Birowo mengungkapkan jika sistem pada SPBE sudah memiliki standarisasi maka antar K/L dapat fokus dalam pengintegrasian sistem sesuai dengan arsitektur SPBE. “Apabila sistem sudah terhubung pada standarisasi maka sudah dapat dibagipakaikan tidak hanya sistem tetapi data yang ada di bawah instansi sudah bisa terbentuk di atas, dan sudah mulai memanfaatkan teknologi 4.0, Big Data, dan Kecerdasan Artifisial yg tidak lagi bersifat silo, tetapi secara terintegrasi. Kita harapkan dalam arsitektur infrastruktur, maka silo-silo yang ada di bawah sudah bisa bergabung dengan Pusat Data Nasional yang sudah memiliki standarisasi. Dalam SPBE kita tidak lagi banyak dihabiskan energi dalam penyiapan infrastruktur, tetapi sudah mulai fokus pada bagaimana layanan terintegrasi dari masing-masing K/L untuk menciptakan layanan pemerintah yang handal,” ungkapnya.

Selain itu, Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika, Kemenkominfo, Mariam Barata menuturkan tata kelola TIK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata kelola organisasi. Ia menilai pemerintah membutuhkan model tata kelola baru yang dapat menghasilkan agile governance.

“Pemerintah membutuhkan model tata kelola baru yaitu kolaborasi antara masyarakat, pemerintah dan pihak swasta dalam berbagi pengetahuan tentang pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan, pelayanan publik menjadi sebuah kepentingan bagi pemerintahan, keterbukaan informasi, dan untuk mencapai semua itu, dibutuhkan alat berupa sosial media, dan jaringan komputer. Dengan tata kelola yang gesit, agile governance sehingga mampu membuat kinerja pemerintah cepat, akurat, produktif, dan efisien,” tutur Mariam.

Menambahkan, Direktur Pengembangan Standar Mekanika Energi, Elektronika, Transportasi dan Teknologi Informasi, BSN, Yustinus Kristianto Widiwardono mengatakan tujuan standar ini ditujukkan untuk tata kelola agar tata kelola dalam organisasi dapat mencapai pelaksanaannya. 

“SNI ISO/IEC menjelaskan teknologi informasi/ tata kelola TI untuk organisasi. Standar ini menyediakan prinsip panduan bagi para penanggung jawab tata kelola dari organisasi tentang bagaimana pemanfaatan TIK yang efektif, efisien, dan layak dalam organisasi mereka,” pungkasnya.

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas