Bersama GIZ Indonesia, dan Prosa.AI, Bappenas RI luncurkan Dataset Artificial Intelligence dengan tiga bahasa daerah Indonesia

Pemilihan bahasa Minangkabau, Bali, dan Bugis dilakukan atas landasan bahwa ketiga bahasa tersebut adalah yang paling banyak dituturkan setelah bahasa Jawa dan Sunda. Selain pertimbangan dari segi penuturnya, ketiga bahasa ini juga dipilih karena dianggap mewakili daerah di Indonesia.

Kecerdasan Buatan (AI) adalah teknologi kunci yang mendorong revolusi digital global. AI menawarkan berbagai peluang baru untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam pembangunan manusia dan menyertakan sosial serta membantu mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). 

Atas nama Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ), GIZ bersama dengan Kementerian PPN/ Bappenas Republik Indonesia melaksanakan proyek Digital Transformation Center and Make-IT Indonesia mengimplementasikan kegiatan “FAIR Forward - Artificial Intelligence for AIl," yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan yang lebih terbuka, inklusif, dan berkelanjutan terhadap AI.

Kordinator Ekosistem dan Pemanfaatan TIK, Direktorat Ketenagalistrikan, Telekomunikasi, dan Informatika, Bappenas RI yang juga  anggota Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional, Andianto Haryoko, menilai bahasa merupakan aset nasional, kekayaan yang harus dilestarikan.

“Bagi Pemerintah itu nanti tidak hanya untuk peningkatan sumber daya manusia, itu nantinya akan jadi opportunity untuk meningkatkan perekonomian,” ungkap Andi saat peluncuran Dataset AI Tiga Bahasa Daerah di Gedung STP ITB Bandung pada Senin (22/4/2023).

Menurut Andi, FAIR Forward juga berpotensi meningkatkan literasi digital sebagai langkah penting menuju transformasi digital yang lebih inklusif untuk dikembangkanpada bahasa daerah lainnya. 

“Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dan inovator AI lokal dapat memanfaatkan data bahasa daerah yang tersedia untuk membangun teknologi yang mendukung kebutuhan terkait bahasa daerah,” pungkasnya.

Sementara Co-Founder of Prosa.AI Ayu Purwarianti menjelaskan tiga bahasa daerah tersebut penting dipilih untuk pembangunan data.

“Ketiga bahasa ini dipilih atas dasar popularitas penggunaan serta representasi geografis yang luas di Indonesia. Bahasa Bali mewakili wilayah Bali-Sasak-Sumbawa, sementara Minangkabau melambangkan wilayah Malayo-Chamic di Sumatera, dan Bahasa Bugis mewakili Sulawesi Selatan,” jelasnya.

Ayu menambahkan, dalam rentang waktu 48 pekan, FAIR Forward berhasil mencapai target pembangunan data sebesar 10.000.000 kata.

“Proses ini melibatkan anotator remote dari masyarakat setempat dengan beragam latar belakang dialek dan jenis pekerjaan, memastikan representasi yang seimbang dari gender. Meskipun menghadapi tantangan seperti kesibukan dan kondisi eksternal seperti pemadaman listrik, proyek ini berhasil melalui berbagai hambatan dengan hasil yang memuaskan,” beber Ayu. (IN)
 

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas