Digital Health: Transformation and Innovation Technology for Healthcare

Jakarta - Indonesia adalah negara kepulauan yang terbentang begitu luas dari timur hingga ke barat dengan jumlah penduduk yang juga sangat besar. Untuk itu dibutuhkan strategi yang mumpuni untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang lebih baik. Dengan memanfaatkan teknologi digital, Indonesia menjawab kebutuhan tersebut.


Sebagai bagian dari pelaksanaan e-government, sektor pelayanan kesehatan menjadi hal yang prioritas mengingat urgensinya di masyarakat. Untuk itulah Wantiknas pada Diskusi TIK-Talk #5 mengangkat tema “Digital Health: Transformation and Innovation Technology for Healthcare” (03/05) agar masyarakat mendapatkan gambaran bagaimana perkembangan penerapan e-health di Indonesia saat ini. 


Pentingnya e-Health
Sebagai salah satu narasumber, Regional Advisor at World Health Organization Mark Landry menyatakan bahwa saat ini e-health memiliki peranan penting dalam mempercepat peningkatan cakupan kesehatan universal (Universal Health Coverage). Karena dengan memanfaatkan teknologi digital layanan kesehatan menjadi lebih berkualitas. Dengan cakupan yang lebih luas, lebih terjangkau, lebih resposif dan lebih terukur. Di daerah-daerah terpencil, bahkan di daerah besar rekam medis masih menggunakan kertas sebagai sarana. Padahal dengan digitalisasi hal ini bisa dibuat menjadi lebih efisien dan efektif. Selain itu digitalisasi menurutnya bisa mengisi gap yang ada akibat kendala geografis seperti di Indonesia yang terpisah oleh pulau-pulau.


Namun untuk mengimplementasikan e-health dibutuhkan sebuah pemetaan yang tepat agar sesuai dengan keutuhan dan problematika kesehatan yang ada di masyarakat. Menurutnya, WHO sendiri telah menyediakan guidelines tentang apa yang harus dipersiapkan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan. Di sinilah sistem digital dapat menjadi katalis, memberikan dampak besar dalam hal intervensi pelayanan kesehatan yang lebih solid dan terstandarisasi, sehingga pelayanan kesehatan dapat mencakup seluruh area target populasi.


Anggota Tim Pelaksana yang juga Sekretaris Jenderal Kemenkes, Oscar Primadi mengungkapkan jika WHO telah menyerukan pada semua negara agar menggali potensi positif dari digital health dalam rangka meningkatkan pelayanan, universal health coverage yang tidak hanya sekadar akses kepada pelayanan, tapi seluruh pelayanan baik promotif, preventif, kuratif. 


Selain itu, Oscar juga menegaskan bahwa pola layanan kesehatan Indonesia yang berjenjang, mulai dari layanan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama kemudian naik ke atas, sampai pada level kabupaten, provinsi, sampai ke pusat, membutuhkan kemudahan yang bisa diperoleh melalui pemanfaatan e-health.
“Tentunya jaringan online harus tersedia. Intervensi telemedicine dalam layanan kesehatan konvensional harus dijadikan prioritas, agar masyarakat pedalaman dapat memperoleh layanan kesehatan dengan baik,” papar Oscar.


Sementara CEO dClinic Global PTE, LTD Singapore, Dr. Richard Satur lebih menyoroti pemanfaatan blockchain sebagai sistem pendataan pada e-health. Menurut Richard konsep utama dari pemanfaatan blockchain pada e-health adalah membentuk care team yang melibatkan anggota keluarga dari pasien. Kombinasi antara data pasien yang ada, beserta kesedian pasien untuk berbagi datanya dengan orang lain yang memiliki tenaga kesehatan pribadi, disatukan dalam sebuah ruang percakapan.


“Melalui pembentukan care team dan ruang diskusi, data kesehatan pasien yang ada kini bisa lebih bermakna dan bahkan memiliki suatu tujuan. Pelayanan kesehatan merupakan sebuah perjalanan panjang. Bagaimana kita bisa mengurangi biaya pelayanan kesehatan? Penyatuan seluruh stakeholder yang ada ke dalam care team, adalah jawabannya. Inilah model pelayanan kesehatan kolektif yang banyak digunakan saat ini dan blockchain bisa lakukan ini,” paparnya melalui teleconference dengan peserta diskusi.


Dari jalannya diskusi terlihat bahwa pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang tinggi terhadap perbaikan pelayanan kesehatan melalui e-health kendati masih ada yang harus disempurnakan seperti terkait privasi data dan regulasi. Tapi paling tidak jalan menuju penerapan e-health dalam sistem layanan kesehatan masyarakat sudah terbuka luas. Tinggal menunggu tindakan selanjutnya.
 

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas