Integrasi Data Memiliki Peranan Penting dalam Pengambilan Kebijakan

Jakarta - Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) menggelar acara TIK-Talk#3 mengenai Data Driven Indonesia di Graha MR 21, Selasa (02/04). Diskusi ini dihadiri oleh berbagai instansi, di antaranya Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian ATR/BPN, Kementerian Perekonomian, Akademisi dan para penggiat TIK nasional.

TIK-Talk rutin yang digelar Wantiknas kali ini membahas topik terhangat di Indonesia yakni Big Data dengan menghadirkan para pakar di bidangnya, yaitu Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank BRI, Indra Utoyo, Head of Data &Analytics Jakarta Smart City, Juan Kanggrawan, dan Praktisi Data Science, Elwin Ardririanto. Hadir pula pimpinan Wantiknas, yaitu Ashwin Sasongko, Garuda Sugardo, dan M. Andy Zaky dalam acara tersebut.

“Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang dilakukan Wantiknas, namun kali ini mengangkat tema mengenai data, karena data menjadi isu besar di Indonesia. Saat ini, pemerintah juga sudah menyiapkan rancangan mengenai satu data. Semoga diskusi ini mendapat masukan yang tepat dari para pembicara mengenai data di Indonesia,” kata Anggota Tim Pelaksana Wantiknas, Ashwin Sasongko, saat memberikan sambutan.

Diskusi yang mengangkat tema Data Driven Indonesia: How Big Data will Transform Indonesia People, Industry, Government ini dinilai penting karena data ini turut andil dalam pengambilan keputusan. “Bicara data, tentunya bicara bagaimana data bisa membantu seluruh pihak dalam membangun keputusan yang lebih baik.

Transformasi sedang terjadi, digital membuat transformasi di berbagai pihak dan digital bisa mendrive transformasi di industri, pemerintahan, maupun orangnya,” terang Wakil Sekretaris Tim Pelaksana Wantiknas, M. Andy Zaky, saat memandu jalannya diskusi.

Pengaruh teknologi di atas, spesifiknya data. Hal penting adalah untuk meramu sebuah kebijakan. Peran data analytic ialah untuk mengambil data lebih baik. Sementara itu, singkatnya data science ditujukan untuk data yang lebih kompleks. Tantangannya adalah data banyak, namun belum mampu memroses dengan baik.

Dalam diskusi tersebut, Indra Utoyo menceritakan sebuah data hingga bisnis bank yang merupakan bisnis manajemen risiko. “New data datang dari new device dan data itu kaya banyak ada di mana-mana. Bahkan data terus bertambah, bukan lagi warehouse namun dari segi volume, variety, velocity, veracity, dan value,” ujar pria yang juga Anggota Tim Pelaksana Wantiknas itu.

Indra Utoyo juga menuturkan bahwa bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, sehingga jika terjadi kecurangan, maka reputasi bank tersebut menjadi taruhannya. Dalam menerapkan standar kemanan data pelanggan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengacu pada standar kemanan industri. “Keamanan data di BRI mengacu pada standar keamanan yang telah ditetapkan oleh regulator yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” katanya.

Data di Indonesia saat ini tentu membutuhkan integrasi yang perlu diperbaiki, Indra Utoyo menambahkan. “Tanpa menunggu Perpres, maka sebaiknya inisiasinya sudah dilakukan agar data lebih dimanfaatkan,” ungkapnya.

Hal tersebut senada dengan Elwin, pembahasan data ini penting untuk dikaji lebih dalam. “Data memang penting dan membutuhkan kajian mengenai regulasi datanya,” ungkapnya. Sementara itu, Juan mengatakan Perpres satu dapat mengimplementasi satu data dengan kebutuhan integrasi yang ada di mana-mana.

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas