Waspada, kerugian kejahatan siber global capai US$10,5 triliun

Di Indonesia, kasus kebocoran data pribadi semakin sering terjadi dan menjadi perhatian utama di semua sektor, termasuk industri kripto.

Menurut laporan Cybersecurity Ventures, kerugian akibat kejahatan siber secara global diperkirakan mencapai USD10,5 triliun atau sekitar Rp170 kuadriliun per tahun pada 2025. Angka ini mengalami kenaikan drastis dari USD3 triliun (Rp48 kuadriliun) per tahun pada 2015. 

Sementara itu, data dari CoinWire menunjukkan volume perdagangan kripto global diperkirakan akan mencapai USD108 triliun (Rp1,76 kuintiliun) pada tahun ini dengan peningkatan signifikan dalam jumlah pengguna.

"Hal ini mencerminkan pertumbuhan industri kripto yang semakin mendapat tempat di pasar global, sehingga keamanan siber menjadi faktor kritis yang harus diperhatikan oleh semua platform perdagangan kripto," tegas CEO Indodax Oscar Darmawan, menanggapi kenaikan kerugian akibat kejahatan siber secara global, dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 28 Juli 2024.

Ancaman siber di Indonesia
 
Di Indonesia, kasus kebocoran data pribadi semakin sering terjadi dan menjadi perhatian utama di semua sektor, termasuk industri kripto. Kebocoran data yang mempengaruhi jutaan orang menunjukkan betapa pentingnya memiliki sistem keamanan yang kuat.
 
Hal ini, menurut Oscar, membuktikan sistem perlindungan data yang efektif untuk mencegah kerugian yang signifikan bagi individu dan perusahaan merupakan suatu keharusan.
 
Tak cuma itu, ancaman siber terhadap platform kripto juga meningkat seiring dengan kemajuan teknologi dan teknik peretasan. Pelaku kejahatan siber semakin canggih dalam mengeksploitasi kelemahan sistem.
 
Imbasnya, platform perdagangan kripto harus terus memperbaharui dan memperkuat sistem keamanan dan jaringannya. Jika tidak, perlindungan aset dan data pengguna dari berbagai bentuk serangan siber bisa terancam.
 
Oscar juga menambahkan, kejahatan siber bisa mengancam siapa saja termasuk para investor kripto. Ia pun mengimbau para investor kripto untuk memilih platform kripto yang memiliki reputasi baik dengan sistem keamanan yang terjamin.
 
"Selalu pastikan platform yang dipilih menerapkan standar keamanan tinggi dan memiliki langkah-langkah perlindungan data yang efektif. Misalnya, aktivasi fitur otentikasi dua faktor (2FA) pada akun kripto di exchange seperti Indodax. Hal ini penting guna menambah lapisan perlindungan dan mencegah akses tidak sah masuk secara sembarangan," ucap Oscar mengingatkan.
 

IN

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas