Wantiknas Dorong Pengembangan Telemedicine dalam Hadapi Covid-19

Jakarta – Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) dorong pemerintah dalam pengembangan Telemedicine. Menurut Ketua Tim Pelaksana Wantiknas, Ilham Habibie, mengingat semakin banyak korban berjatuhan dan angkanya tak sedikit, membuat Telemedicine menjadi suatu hal yang sangat urgen saat ini. Selain membantu menekan penyebaran Covid-19 melalui teknologi, Telemedicine mampu mengurangi beban rumah sakit akibat wabah Covid-19, juga membuat proses penurunan biaya dari BPJS.

“Banyak sekali pasien yang sakit ringan yang tidak perlu datang ke rumah sakit sampai membuat rumah sakit penuh, sekaligus menjadi solusi menurunkan biaya dari BPJS ini. Telemedicine saya pikir adalah salah satu cara yang penting,” terang Ilham dalam rapat yang dilaksanakan secara daring itu pada Senin, (30/03).

Dirasa percepatan pengembangan Telemedicine ini sangat amat penting. Tentunya akan berdampak kepada masyarakat, yang mana masyarakat dapat mengecek kesehatan secara mandiri dengan menggunakan teknologi Telemedicine.

Senada dengan Ilham, Sekretaris Tim Pelaksana Wantiknas, Ismail juga menuturkan bahwa hal ini merupakan salah satu isu krusial yang juga harus diselesaikan dan mencari jalan keluar dengan Telemedicine agar tetap bisa melayani masyarakat. “Pada kenyataanya karena Covid-19 jadi banyak orang yang membutuhkan layanan kesehatan, namun kesulitan karena rumah sakit sudah banyak pasien. Artinya banyak masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan itu tidak perlu ke rumah sakit tapi bisa pakai Telemedicine yang kita siapkan,” ucapnya.

Perlu Aplikasi Tunggal
Salah satu tantangan yang perlu dihadapi saat ini ialah rumah sakit menggunakan operator telekomunikasi yang berbeda-beda. Akan tetapi menurut Ismail, hal tersebut dapat segera diatasi dengan pemilihan salah satu platform saja secara nasional.

“Harus ada aplikasi tunggal untuk platform Telemedicine penanganan Covid19, sehingga operator bisa menyediakan bandwith khusus untuk itu,” tukasnya.

Wantiknas bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan yang juga sebagai leader untuk mengembangkan Telemedicine tentunya membutuhkan dukungan dari operator telekomunikasi. Dalam rapat yang mengambil tema Sinergi Pengembangan Telemedicine itu dihadiri oleh regulator, perwakilan berbagai operator telekomunikasi seperti Telkomsel, Telkom Admedika, XL, Smartfren, BRTI, dan lainnya.

Menurut VP Media and Digital Business PT. Telekomunikasi, Asli Brahmana, saat ini Telkom akan membantu di masalah konektivitas karena Telkom memiliki jangkauan yang luas seluruh Indonesia. Selain itu terkait Telemedicine memang perlu konsep yang matang dalam pengembangannya. “Kami memiliki jangakauan luas seluruh Indonesia, khususnya daerah. Akan tetapi terkait Telemedicine, ekosistem pengembannya harus bersifat kasus per kasus, tidak bisa rigid. Telkom memiliki tim yang bisa membangun konsep Telemedicine,” katanya.

Dalam hal ini, Wantiknas berharap agar stakeholders terkait dapat memberikan kontribusi dan masukan untuk pengembangan Telemedicine. Memang, faktanya Indonesia memiliki banyak aplikasi yang dapat diaplikasikan. Namun, melalui rapat tersebut dapat tercipta sebuah Telemedicine yang dapat diaplikasikan secara menyeluruh tingkat nasional.

Di akhir rapat, baik Ketua Tim Pelaksana Wantiknas Ilham Habibie dan Sekretaris Tim Pelaksana Wantiknas Ismail berharap agar pengembangan Telemedicine ini dilakukan segera. “Yang penting kita mulai mengimplementasikannya, karena waktu kita tidak banyak, virus ini tidak istirahat dan terus berkembang. Kita harus segera bertindak melihat hasil,” kata Ilham.

“Agar kita merealisasikan ide Telemedicine untuk membantu mengatasi Covid-19. Ide Telemedicine kami yakin bermanfaat di masyarakat,” tambah Ismail.

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas