Transformasi Digital Untuk Pelayanan Publik

Tidak diragukan lagi, Indonesia akan menjadi raksasa ekonomi digital. Bahkan diprediksi, pada 2025 ekonomi digital Indonesia tumbuh empat kali lipat dengan nilai mencapai USD 240 miliar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Namun bagaimana dengan sektor pelayanan publik? Siapkah pemerintah melakukan transformasi digital?

Dalam sambutannya pada acara Simposium Koordinasi dan Sinergi Multi-Stakeholder TIK : Transformasi Digital untuk Indonesia Maju di Era 4.0 Rabu, 04 Desember 2019 bertempat di Hotel Grand Mercure Harmoni Jakarta, Dr. Ing Ilham A. Habibie. M.B.A yang bertindak selaku Ketua Tim Pelaksana Wantiknas menyampaikan bahwa perkembangan digital itu tidak terbatas. Dengan adanya digital, dapat membantu kehidupan dunia menjadi efisien, begitupun untuk Indonesia. Ilham memaparkan target yang bisa diraih oleh Indonesia dalam perkembangan digital, yakni menumbuhkan potensi dalam sumber daya manusia (SDM), memudahkan adanya link and match dalam mengubah konten secara dramatis mengenai penerapan pembelajaran di sekolah, dan di tingkat perguruan tinggi. Selain itu, bisa mendalami Big Data dan bisa berkolaborasi dengan stakeholder.

Acara dibuka langsung oleh Dr. Suharso Monoarfa selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional yang juga merupakan Ketua Harian Tim Pengarah Wantiknas. Suharso Monoarfa mengatakan, Indonesia berada pada posisi utama tren perkembangan ekonomi digital di Asia Tenggara yang pertumbuhannya terus meningkat setiap tahun. Diprediksi, pada tahun 2025 ekonomi digital Indonesia tumbuh empat kali lipat dengan nilai mencapai USD 240 miliar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, sehingga harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

“Indonesia telah dan akan tetap menjadi pasar ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan potensi pertumbuhan sebesar empat kali lipat, diikuti Vietnam yang juga tumbuh hampir empat kali lipat sampai tahun 2025. Ekonomi digital menyediakan potensi besar dalam penciptaan kehidupan masyarakat Indonesia. Sekitar 30 juta orang Indonesia bekerja terkait dengan sektor e-commerce dan memberdayakan potensi perempuan Indonesia,” ujar Menteri Suharso Monoarfa.

Potensi lain perubahan teknologi yang membawa manfaat sangat besar datang dari sejumlah perusahaan berbasis aplikasi, seperti kontribusi perusahaan Tokopedia dan Gojek terhadap perekonomian nasional. “Kontribusi Tokopedia terhadap perekonomian Indonesia meningkat dari Rp 58 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp 170 triliun pada tahun 2019, itu beberapa contoh potensi ekonomi digital yang dimanfaatkan saat ini. Kemudian kontribusi mitra Gojek dari empat layanan (Go-Ride, Go-Car, Go-Food, Go-Life) kepada perekonomian Indonesia mencapai Rp 44,2 triliun,” ungkapnya.

Bukan hanya ekonomi, sesungguhnya apa yang dimaksud dengan “Transformasi Digital” menyentuh semua lini kehidupan, termasuk pemerintahan dan masyarakat. Inilah yang tengah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia saat ini. Tidak sekedar sektor bisnis, transformasi digital juga dilakukan oleh pemerintah sabagai upaya peningkatan kinerja terhadap kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Dalam presentasinya pada acara simposium yang lalu, Suharso Monoarfa juga menyampaikan bahwa lembaganya telah memulai merancang beberapa kebijakan seperti pemangkasan birokrasi dalam rangka memudahkan atau menyederhanakan dalam pengambilan keputusan.

“Mengingat pada era digital, pemerintah perlu berpikir secara analog yang berbeda. Bappenas sendiri sudah mulai memangkas jabatan eselon 3, 4, 5 di dua kedeputian yaitu kedeputian sarana prasarana dan kedeputian regional,” paparnya.
 

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas