Tak Sekadar Kuantitas, Perlu SDM yang Berkualitas

Jakarta – Wantiknas kembali gelar Diskusi TIK-Talk mengangkat tema “Ekosistem Startup Digital Indonesia: Peluang dan Tantangan” (24/4). Hadir sebagai pembicara Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari, CEO Agate Studio Arief Widhiyasa, Chief of Sales Investree Salman Baharuddin, dan CEO dan Co-Founder Kata.ai Irzan Raditya
Bukan hanya Go-jek yang baru-baru ini masuk ke pasar global, menurut Arief Widhiyasa pada tahun 2030 nanti Indonesia akan menjadi 5 besar pasar game dunia sebesar US$ 4,3 miliar. Menurutnya, meski saat ini Indonesia masih berkompetisi dengan pasar game global, namun Arief optimistis hal tersebut dapat terwujud.


Arief sendiri menilai bahwa saat ini ekosistem startup khususnya game sudah lebih kondusif ketimbang saat mereka memulai Agate. Tinggal bagaimana kemudian membangun tim yang baik sehingga mampu bertahan dan bersaing. Tantangan terbesar dari ekosistem startup saat ini menurutnya adalah SDM, saat ini masih sedikit SDM siap pakai yang benar-benar berkualitas. “Sebenarnya ini bagian dari sistem pendidikan kita juga yah. Efeknya memang SDM yang kita butuhkan menjadi sulit ditemukan. Tentu ini harus diperbaiki,” ujarnya.


Sementara Irzan Raditya menilai salah satu kelemahan dari SDM di Indonesia adalah paradigmanya yang sangat bergantung pada permodalan. Padahal menurut anak muda yang mengenyam pendidikan di Jerman ini, yang harus dilakukan adalah mencari jalan keluar. Bukan menyerah atau bergantung pada bantuan pihak lain.
“Memang kebanyakan enterpreneur lokal paradigmanya sulit sukses karena hambatannya adalah pendanaan. Padahal, yang sebenarnya dibutuhkan adalah solving the problem dan cari solusinya,” jelasnya.


Untuk itu Irzan menyatakan bahwa untuk bias tumbuh, startup harus fokus pada people yang berkualitas, product yang bagus dan timing yang tepat.
Sejalan dengan kedua founder sebelumnya, Salman Baharuddin juga menganggap hal yang paling penting untuk diperhatikan dari ekosistem startup adalah SDM yang berkualitas dengan tambahan regulasi yang mendukung. Karena menurut Salman persoalan pendanaan saat ini sebenarnya sudah teratasi karena banyak sekali perusahaan venture capital atau pendanaan yang siap memberikan modal.


“Memang saya lihat yang paling penting saat ini adalah SDM yang berkualitas yang memiliki passion untuk serius terjun dalam dunia startup. Selain itu kalau seperti Investree kita pasti butuh yang memiliki pengalaman baik di bidang teknologi maupun keuangan,” paparnya. 
Tidak bisa tidak, seiring dengan peluang dan tantangan yang semakin tinggi, harus mulai dibenahi ekosistem startup digital di Indonesia. Mulai dari SDM, permodalan, pembinaan, hingga akses terhadap pasar. Jangan sampai energi yang sudah begitu besar ini tidak dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk meningkatkan ekonomi negara hanya karena ekosistem yang belum siap.
 

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas