Simposium Koordinasi Dan Sinergi Multi-Stakeholders TIK: Transformasi Digital Untuk Indonesia Maju Di Era 4.0

SIARAN PERS No. 006/PR/WANTIKNAS/12/2019

SIMPOSIUM KOORDINASI DAN SINERGI MULTI-STAKEHOLDERS TIK:

TRANSFORMASI DIGITAL UNTUK INDONESIA MAJU DI ERA 4.0

JAKARTA – Era digital membawa perubahan di mana teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran yang cukup strategis. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah cara pandang dunia yang dituntut untuk bergerak cepat menanggapinya. Namun, penerapan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia masih belum optimal, perlu dimaksimalkan utilisasi TIK untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat luas.


Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri berbagai suku dan bangsa serta berada diurutan keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Berdasarkan data BPS tahun 2016, Indonesia terdiri dari 17.504 pulau dengan total luas 1.913.578,68h dan total jumlah penduduk ±267 juta jiwa. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam melakukan pemerataan digitalisasi agar dapat menjangkau seluruh masyarakat sampai kepelosok negeri. 

Dalam beberapa tahun terakhir ini, berbagai kebijakan strategis diterbitkan melalui Peraturan Presiden sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menghadapi era digital. Beberapa Peraturan Presiden tersebut di antaranya adalah Perpres Rencana Pitalebar Indonesia (RPI) di tahun 2014, Perpres Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di tahun 2018 dan Perpres Satu Data Indonesia ditahun 2019 serta rampungnya pembangunan infrastruktur tulang punggung pitalebar Indonesia ditahun 2019 ini. Namun, beberapa kebijakan strategis TIK tersebut perlu dikawal implementasi dan pemanfaatannya agar Indonesia menjadi negara dengan peringkat persaingan digital pada posisi yang lebih baik. Berdasarkan data IMD World Digital Competitiveness Ranking tahun 2019, Indonesia masih berada diperingkat 56 dan tertinggal jauh dari Thailand yang berada diperingkat 40. 

Era digital saat ini telah menyebabkan produksi data yang tidak terbendung sehingga menuntut setiap organisasi di semua sektor baik pemerintah maupun industri harus bergerak cepat. Setiap keputusan yang diambil harus melalui analisis data dari berbagai sumber, agar menghasilkan kebijakan yang tepat dan akurat serta dapat diperoleh perspektif ilmiah terhadap pendekatan penyelesaian masalah.

Dalam hal adopsi ekonomi digital, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara yang memiliki pertumbuhan tercepat dengan indeks skor 99%. Namun, di saat yang bersamaan beberapa permasalahan strategis TIK masih saja terus membayangi seperti supply and demand talenta digital dalam negeri yang jauh tidak seimbang. Indonesia diproyeksi kekurangan talenta digital sebesar 600.000 per tahun. Proyeksi tersebut berlandaskan dari data McKinsey yang menyebutkan bahwa Indonesia mengalami kekurangan atau 'gap' 9 juta talenta digital hingga 2030. Di samping kekurangan masalah kuantitas, talenta digital lulusan perguruan tinggi pun dirasakan banyak yang belum siap masuk dunia kerja. 

Namun, sampai saat ini berbagai permasalahan seperti belum meratanya infrastruktur TIK dan minimnya kompetensi SDM serta lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun daerah menyebabkan akselerasi transformasi digital nasional menjadi terhambat dan seakan berjalan stagnan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengembangan SDM TIK untuk mendukung cita-cita Indonesia Maju dalam hal SDM yang unggul.

Pengembangan SDM dapat dilakukan dengan melakukan percepatan penyusunan SKKNI bidang TIK, khususnya jabatan kerja yang terdapat pada Peta Okupasi TIK Nasional yang belum memiliki SKKNI. Melakukan standarisasi dan penyeragaman skema sertifikasi kompetensi yang mengacu pada Peta Okupasi TIK Nasional, agar seluruh institusi di bidang pendidikan baik itu SMK/Perguruan tinggi serta organisasi di dunia usaha memiliki acuan yang sama dalam pengembangan kapasitas talenta digital. Di samping itu, diperlukan inisiatif dari pemerintah untuk mengakselerasi ekosistem talenta digital di Indonesia seperti menyelaraskan dengan proses Aparatus Sipil Negara dan tenaga ahli di lingkungan pemerintah yang berbasis kompetensi dan okupasi TIK Nasional untuk menjamin SDM TIK yang direkrut merupakan SDM yang kompeten. Kemudian agar pengembangan talenta digital di Indonesia kedepan berjalan terpadu dan bersinergi, dibutuhkkan strategi dan peta jalan pengembangan SDM TIK nasional yang berkelanjutan untuk peningkatan daya saing bangsa.

SIMPOSIUM NASIONAL
Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-13 Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (WANTIKNAS) sebagai lembaga multistakeholder TIK Nasional, Wantiknas menyelenggarakan Simposium Nasional dengan topik Transformasi Digital Untuk Indonesia Maju Di Era 4.0 pada Rabu, 04 Desember 2019. Simposium Sinergi dan Koordinasi Multi-Stakeholders TIK Nasional ini merupakan kegiatan rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Wantiknas. 

Kegiatan ini akan dibuka oleh Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa dan dilanjutkan dengan sesi pertama panel diskusi dengan tema “Transformasi Digital untuk Indonesia Maju di Era 4.0”. Sesi diskusi panel pertama ini akan dihadiri oleh pembicara yang ahli dibidangnya, seperti DR. Ismail, MT, Dirjen SDPPI, Kemkominfo juga sebagai Sekretaris Tim Pelaksana Wantiknas, Ir. Kennedy Simanjuntak, MA, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Drs. Akmal Malik, Dirjen Otonomo Daerah, Kemendagri,  Faizal Djoemadi, Direktur Digital Bisnis PT. Telkom Indonesia, dan Prof. Ir. Zainal A. Hasibuan, MLS, Ph.D, Ketua Umum APTIKOM yang juga Anggota Tim Pelaksana Wantiknas. 

Kemudian dilanjutkan dengan paralel sesi diskusi yang terbagi menjadi tiga kelas dengan mengangkat berbagai tema menarik seperti Link and Match SDM TIK di Era Digital, Data-Driven Indonesia, dan Sinergi Multi-stakeholder TIK. Acara ini dihadiri oleh peserta dari berbagai para pemangku kepentingan dengan latar belakang Akademisi, Pemerintah, Swasta dan Komunitas (ABG+C) sebanyak ±150 peserta.

                                                                                                                                          

Untuk Informasi lebih lanjut, hubungi:
Desy Septiyani
Email    : desy.septiyani@wantiknas.go.id / desy.wantiknas@gmail.com
Public Relations Dewan TIK Nasional
Graha MR 21. Lt. 6. Jl. Menteng Raya No.21, Jakarta Pusat. Telp/Fax: 021 - 39831983

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas