Peran Telemedicine dan Tantangan Perlindungan Data Pribadi Pasien Covid-19

Jakarta – Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional (Wantiknas), Ilham Habibie, menilai presiden menetapkan status darurat kesehatan masyarakat dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini semakin memperkuat peran strategis TIK bagi negara dan ekonomi.

“Peran IT memang saat ini menjadi semakin kelihatan sebagai tulang punggung negara dan ekonomi kita. Karena tanpa adanya IT kita tidak bisa berjumpa menggunakan zoom call ini,” ungkapnya saat membuka diskusi TIK-Talk#17 dengan tema Peran TIK dan Smart City pada Masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kemarin (02/04) yang diselenggarakan secara virtual. 

Dengan adanya TIK maka masyarakat bisa terus beraktivitas tanpa perlu keluar rumah, sebagai bentuk physical distancing untuk pencegahan penyebaran virus Covid-19.  Masyarakat juga sudah sangat tergantung dengan TIK, hampir seluruh akitivitas kini dapat dilakukan melalui telepon seluler.

“Benar-benar lumpuh tanpa adanya IT ini, jika tidak ada IT sebagian tidak bisa makan dengan baik. Kelihatan banyak hal tergantung dari kurir yang membawa pesanan yang dipesan lewat handphone atau internet,” tutur putra sulung Presiden RI ke-3 ini.

Ilham juga menjelaskan betapa kebutuhan TIK ini sudah tidak terelakan lagi dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari kebutuhan informasi seputar kesehatan yang mana pasien yang terkena virus dapat mengisolasi sendiri dengan catatan mendapatkan informasi dan statusnya dari yang berwenang seperti Telemedicine. Sektor pendidikan, bagaimana murid dan mahasiswa bisa mengikuti pelajaran secara daring atau e-learning. Hingga aturan dalam bekerja yang selama ini rapat di kantor namun ternyata dapat dikerjakan di rumah.

Perlindungan Data Pasien Covid-19
Kendati TIK menjadi kebutuhan penting dalam penanganan Covid-19, akan tetapi tidak dipungkiri masih banyak tantangan yang harus dihadapi baik di lapangan maupun tidak. “Infrastruktur tetap menjadi kendala ketika memanfaatkan TIK dalam pelayanan kesehatan, di daerah pun masih ada keluhan seperti itu. Meskipun sistem yang dikembangkan daerah dan pusat sudah banyak namun belum sempurna,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan Didik Budijanto.

Pemanfaatan infrastruktur yang menjadi tulang punggung memang penting di situasi pandemi saat ini. Namun, ada beberapa hal yang menjadi sorotan terkait perlindungan data pribadi dari pasien Covid-19. Menurut Didik, isu pengamanan data pribadi terkait Covid-19 juga menjadi perhatian serius. 

“Saat bencana, data pribadi boleh untuk dibuka, tetapi pada proses mengelola data pribadi itu pun tetap memerlukan paying hukum ke depan. Bagaimana kalau seandainya selesai bencana," ujarnya

"Kemenkes pun melakukan pengumpulan data terkait Covid-19, flownya mulai dari bawah sampai ke atas bagaimana jubir menyampaikannya,” lanjut Didik.

Dirasa cukup urgen, saat ini Kementerian Kesehatan juga tengah menggodok Permenkes tentang satu data kesehatan. Dikatakan Didik, nantinya akan open dashboard di satudata.kemenkes.go.id termasuk untuk monitoring Covid-19. 

Mengenai perlindungan data pribadi, Kasubdit Pengendalian Sistem Elektronik, Ekonomi Digital dan Perlindungan Data Pribadi, Kemenkominfo, Riki Arif Gunawan menuturkan bahwa perlindungan data pribadi jika dulu menjadi hak sebuah organisasi, namun kini sudah tidak dan menjadi hak dari pemiliknya sendiri. “Data pribadi akan tetap menjadi hak pemilikinya. Sedangkan organisasi hanya sebagai wadah yang dititipkan data pribadi tersebut,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Barat, Setiaji memberikan sebuah percontohan bagaimana Jawa Barat mengatasi Covid-19 dengan menggunakan smart city yang terintegrasi. “Jawa Barat membangun website, aplikasi open source yang dikembangkan dan diintegrasikan. Dengan adanya model seperti ini dapat menjadi penyatuan data dan informasi dari berbagai sumber juga informasi penyebaran Covid-19,” katanya.

Lebih lanjut, Setiaji mengungkapkan di Jawa Barat banyak warga yang berdatangan ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, hal tersebut menjadi dorongan untuk mengembangkan aplikasi telemedicine agar tidak menimbulkan kerumunan di rumah sakit.
 

Beri rating artikel ini:

https://github.com/igoshev/laravel-captcha

Berita Terbaru

Berita terbaru dari Wantiknas